Selasa, 13 Juli 2021

 KEMBALI MENATA PENA

Assalamu'alaikum. Selamat malam teman2. Tak terasa sudah sekian tahun saya tak pernah menulis lagi di blog ini. Termasuk dunia tulis menulis lainnya yang dulu saya gandrungi sudah sangat jarang saya asah lagi. Sekarang saya sudah tamat kuliah profesi Apoteker dan bekerja sebagai Apoteker Standbay di sebuah apotek swasta. Dan Alhamdulillaah juga sekarang saya sudah menikah dengan seorang sahabat yang saya kenal sejak di perkuliahan dulunya.

Entah kenapa saya sangat ingin bisa aktif menulis lagi, merangkai kata demi kata, mengabadikan setiap momen dan juga berbagai ilmu dan hikmah yang sudah saya rsakan hingga sekarang saya sudah berumur 28 tahun lebih. Istilahnya saya sudah lumayan merasakan berbagai lika liku kehidupan di umur saya yang sudah seperempat abad ini. Saya ingin mencoba mengurai kembali berbagai rahasia Tuhan yang telah diberikan pada saya sehingga saya mengalami berbagai macam peristiwa. Terkadang saya begitu susah untuk mengambil hikmahnya dikarenakan begitu banyaknya lika liku yang saya alami. Namun di lain sisi terkadang hikmahnya baru saya rasakan setelah sekian lama.

 Salah satu contohnya yaitu kenapa saya tidak diberi kemudahan untuk tamat kuliah sarjana lebih awal seperti teman-teman lainnya. Dan hal itu dikarenakan terjadinya miskomunikasi sama dosen saya di mata kuliah pilihan, yang membuat saya harus mengulang kembali matkul itu tahun depannya. Sedangkan teman-teman saya sudah pada mulai banyak yang wisuda di tahun itu. Di masa-masa itu, saya merasa begitu terpuruk dan jarang datang ke kampus karena tak sanggup melihat mereka yang sudah wisuda duluan. Saya pun juga sering menunda-nunda waktu untuk menemui dosenku untuk bimbingan. Disaat-saat itulah, sahabat-sahabat terdekat saya selalu menemani dan memberikan semangat pada saya. Dan Alhamdulillaah  lambat laun saya pun juga berhasil wisuda S1 dan langsung melanjutkan ke kuliah profesi hingga sekarang saya sudah bergelar apoteker.

Kenapa saya menganggap rahasia Tuhan itu menjadi suatu hikmah yang besar bagi saya? Karena seusai tamat kuliah profesi itu, saya mendapat tawaran bekerja di Apotek yang tak begitu jauh dari rumah saya di kampung. Seandainya saya cepat tamat, pastinya saya sudah ikutan teman-teman lainnya yang bekerja jauh di perantauan. Jauh dari keluarganya dan hidup di negeri orang. Dan saya sangat senang selalu bisa berkumpul bersama keluarga dan bisa merawat kedua orang tua yang sudah mulai beranjak tua. Begitupun bisa melihat perkembangan adik-adik di rumah. Termasuk Alhamdulillah saya bisa menikah dengan sahabat saya yang sejak kuliah selalu setia menemani saya dalam suka dan duka dan bisa menerima diri saya dengan kepribadiannya yang unik ini.

Hari-hari bersama dia terasa begitu menyenangkan sejak kami memutuskan untuk tinggal bersama sejak nikah. Walaupun pada awalnya kami sepakat untuk LDM dan hanya bertemu sekali sebulan.  Namun dikarenakan pandemi waktu itu yang melarang untuk bepergian, akhirnya suami saya memutuskan memulai usaha di kampung saya dan kami bisa tinggal bersama dalam waktu yang lama.

 Hidup saya terasa begitu berwarna karena ada dia yang selalu memberikan kehangatan dan saya lebih bisa mengekspresikan diri saya padanya yang jarang sekali saya bisa tampakkan itu pada orang lain. Saya juga bisa lebih cerewet dan kadang sisi-sisi gila saya pun juga tampak di depannya. Begitupun dengan dirinya. Tertawa dan menangis bersama. Semua kami lewati termasuk kami juga makin tau karakter masing-masing dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dan sampai saat ini kami masih berusaha untuk menerima karakter pasangan itu dengan segala plus minusnya. Aku seorang  plegmatis sedangkan dia seorang koleris tulen. Karakter kami sangat jauh berbeda. 

Salah satu yang menjadi kesamaan kami yaitu kami sama-sama pecinta kucing. Saat dirumah, kami merawat 4 ekor anak kucing dan hingga saat ini hanya satu yang masih bertahan hidup. Dan sekarang si kucing betina yang kami panggil momo itu sudah mulai menginjak masa remaja. Dan sudah mulai banyak kucing jantan yang mendekatinya:D. Kami sering menghabiskan waktu melihat kelucuan si Momo dan membicarakannya. Dan mungkin saja orang lain sering menganggap Momo itu sudah kami anggap sebagai anak sendiri. 

Ya, kami memang belum dikarunia rezeki mempunyai momongan dan itu mungkin salah satu penyebabnya karena saya sering bolak balik naik motor dari tempat kerja yang lokasinya sekitar 40 menitan dari rumah. Hal itu dikarenakan usaha yang dirintis suami saya ada di dekat rumah sehingga kami tidak mungkin ngontrak supaya dekat dari tempat kerja. Walaupun saya merasa capek bolak balik, tapi saya selalu merasa bahagia ketika berada di sampingnya. Namun kebahagiaan itu mulai mendapat ujian di bulan ramadhan kemaren. 

Bapak suami saya dijemput oleh Yang Maha Kuasa dikarenakan suatu penyakit yang tiba-tiba. Dan tinggallah ibunya sebatang kara di Sijunjung. Saat kami ajak untuk tinggal bersama disini bersama kami, beliau menolak dan bersikeras ingin tetap tinggal di sana. 

Sebagai anak satu-satunya, akhirnya suami saya memutuskan untuk menemani ibunya disana. Sedangkan saya masih terikat pekerjaan dan juga beberapa amanah yang harus saya selesaikan disini, dan saya belum tau kapan amanah itu akan selesai. Sehingga saya tetap kerja disini sedangkan suami saya harus menemani ibunya dan mulai merintis usaha dari awal lagi di sana.

 Begitu berat saya menerima keputusan ini, namun yang namanya anak lelaki tetap berkewajiban berbakti kepada orang tuanya. Sehingga saya melepaskan suami saya untuk tinggal bersama ibunya. Tangis air mata menemani hari-hari saya yang mulai merasa kesepian disini. Karena hanya pada suami saya lah, saya bisa mengekspresikan diri saya termasuk dengan berbagai kekonyolan yang saya miliki. Saya bisa bercerita panjang lebar dan suami saya mau menjadi pendengar yang menyenangkan. Namun sekarang saya sangat jarang bercerita, termasuk pada keluarga saya sendiri. Saya ingin bisa bercerita panjang lebar juga namun di keluarga saya jarang diajarkan terbuka sejak saya kecil. Sehingga saya tidak pandai dan kurang nyaman cerita pada mereka. Apalagi kalau mereka memberikan respons yang tidak saya harapkan saat saya bercerita.

  Saya mencoba untuk tetap semangat bekerja walaupun kalau dalam keheningan saya selalu teringat tentang kedaan yang sekarang sudah jauh berbeda. Saya sering tidak semangat melakukan apapun. Saya coba mengalihkan pikiran saya ke hal-hal lainnya, seperti menonton film kesukaan, merawat penampilan, melatih skill marketing untuk bisnis online saya, dan berbagai hal lainnya. Tapi rasa sepi ini masih selalu saya rasakan sehingga saya lebih memilih untuk berdiam diri di kamar sepulang saya bekerja. Saya terkadang juga masih komunikasi sama suami saya namun terkendala jarak dan jaringan disana yang belum stabil, serta karakter suami saya yang koleris dan juga lagi bersusah payah merintis usahanya disana, sehingga kami hanya punya sedikit waktu untuk komunikasi. 

Sampai saat ini, saya belum bisa mengetahui apa rahasia Tuhan dibalik ujian yang saya hadapi ini. Semoga saya bisa ikhlas menjalani ini semua. Dan segera bisa mengambil hikmahnya.Untuk itulah mungkin menulis bisa menjadi terapi dan bisa menemani hari-hari saya yang sekarang sedang berjauhan dengan suami. Semoga usaha suami saya selalu diberikan kelancaran dan dimudahkan rezekinya. Aamiin



 

Selasa, 07 Maret 2017

Praktek Kuliah Profesi

              Selamat malam semua. Kembali menyapa pembaca blog ini dengan sedikit cerita-cerita yang telah aku alami saat ini. Alhamdulillah, sekarang saya sudah berhasil menamatkan  kuliah S1 di Jurusan Farmasi Universitas Andalas. Sekarang saya melanjutkan kuliah profesi untuk mendapatkan gelar apoteker ke depannya.

             Setengah tahun sudah dilalui dengan berbagai teori kuliah profesi dan setengah tahun ini saya lagi melaksanakan kuliah praktek di tiga tempat, yaitu di Rumah Sakit, Apotek, dan Industri. Baru satu setengah bulan berlalu saat saya praktek di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit Tinggi, sebuah Rumah Sakit yang khusus memberikan pelayanan pengobatan kepada pasien stoke walaupun tetap menerima pasien dengan penyakit lainnya. Adapun yang kami lakukan yaitu melaksanakan visite atau kunjungan bersama dokter, perawat, ahli gizi dan tenaga kefarmasian ke kamar pasien, memberikan obat pasien, melihat status pasien dan juga menanyakan perkembangan pasien dari hari ke hari serta memantau kemungkinan efek samping dari obat-obatan yang digunakan.

            Sungguh begitu banyak ilmu baru yang saya peroleh disana dan saya harus banyak belajar lagi supaya lebih siap menghadapi tantangan profesi apoteker ke depannya.

Rabu, 07 September 2016

Anekdot Istirahat

Suatu benda atau alat itu butuh istirahat supaya kinerjanya optimal. Namun pada saat ia dipaksa untuk terus bekerja dan bekerja tanpa istirahat maka alat itu akan mudah rusak. Ia perlu beristirahat untuk kembali mengoptimalkan dirinya, asalkan tidak istirahat terus-terusan. Karena kalau ia diistirahatkan terus menerus maka juga akan cepat usang dan berkarat. Jadi adakalanya ia digunakan dan adakalanya ia butuh berhenti bekerja untuk menjaga keawetannya. Sudah berulangkali seorang anak manusia mendapatkan peringatan dari alat itu yang tak bisa bicara, namun ia tidak mengerti kata isyarat. Akibatnya alat itu pasrah saja ketika terus menerus dipaksa untuk bekerja. Hingga pada saat titik tertentu, ia sudah menyerah dan tak mau mengambil perannya dalam membantu kerja si tuannya tadi. Pada saat itulah tuannya terkejut dan mulai menyadari kesalahan dan kelaliannya selama ini yang tidak bisa merawat baik-baik alat tersebut. Akhirnya ia pun memanggil sang dokter untuk memulihkannya lagi dan mengeluarkan uang beberapa lembar. Andai saja tuannya menyadari dari awal isyarat tersebut, maka hal itu tidak akan terjadi. Namun yang berlalu biarlah berlalu. Untuk kedepannya si tuannya harus memastikan alat tersebut selalu dalam keadaan sehat walafiat. (Dia berjanji dalam hati).

Selasa, 06 September 2016

Challenge in The Future

        Perjalanan waktu berputar begitu cepat tanpa disadari. Seorang bayi yang awalnya hanya bisa menangis ketika merasakan lapar ataupun haus, sekarang sudah berubah menjadi seorang gadis yang harus memutar otak untuk memenuhi keperluannya sehari-hari. Berat rasanya bagi dirinya jika harus selalu meminta uang pada orang tuanya karena usianya makin dewasa. Namun terkadang apalah daya, dia tidak punya pilihan lain selain meminta bantuan orang tuanya untuk kebutuhannya yang semakin membludak. 

            Dia sudah berusaha untuk merintis berbagai usaha, namun saat ini begitu banyak lika liku sehingga belumlah seimbang antara usahanya dan penghasilan yang ia dapatkan. Namun dia pernah mendapat pencerahan bahwasanya untuk meraih kesuksesan itu tidaklah instan. Dia harus meniti karir dari yang paling bawah untuk bisa sampai ke puncak. Tidak mungkin ia bisa langsung di puncak tangga kesuksesan tanpa melewati tangga paling bawah yang penuh lika liku. Sekarang ia sudah berusia 23 tahun dan ia sudah menamatkan kuliah sarjananya dan sedang melanjutkan kuliah profesinya.

              Semakin bertambah usia maka semakin banyak beban dan tanggung jawab yang harus dipikul. Dahulu sewaktu SMA, hanya satu hal yang ia pikirkan yaitu belajar. Namun makin lama ia makin sadar bahwa banyak hal yang harus ia lakukan dan ia pelajari untuk bisa menghadapi tantangan kehidupan kedepannya dan melatih kemandirian. Tidak mungkin ia selalu berada di bawah ketiak orang tuanya  atau orang-orang terdekatnya. Ia harus mampu berjuang sendiri dalam menata masa depannya. Ia melakukan dan mempelajari berbagai hal untuk melengkapi kekurangan. Hal itu membuatnya tidak bisa hanya fokus kuliah saja karena masih banyak hal yang ia pikirkan. Terkadang rasa tak berdaya itu datang namun ada mereka yang selalu menguatkan dan membuat langkah itu kembali mantap. Walau ia jarang menunjukkan rasa pedulinya pada orang-orang terdekat tapi jauh di lubuk hatinya, ia rindu kebersamaan yang hangat dan mereka begitu berarti baginya.

Rabu, 22 Juni 2016

CERITA INSPIRASI DARI RANAH MINANG



Motor melaju dengan pelan menuju auditorium Universitas Andalas, Padang. Walau udaranya sedikit berkabut namun tak mengurangi semangat untuk mengikuti Inspiration Talks yang diadakan oleh pulang kampuang.com pada tanggal pertengahan September 2015. Pulang kampuang.com adalah sebuah organisasi sosial  yang didirikan oleh para perantau asli minang yang sudah sukses dan bekerja sama dengan orang yang tinggal di minang untuk memberikan kontribusi pada masyarakat Minang Kabau..
Salah seorang penggagas pulang kampuang.com ini yang berkesempatan hadir pada cerita inspirasi ketiga ini yaitu Selvin Andika. Adapun tema yang diangkatkan yaitu tentang “Darah Minang, Darah Pengusaha”. Peserta yang hadir melebihi target yang telah ditetapkan.
Acara Inspiration Talk ini diawali dengan kata sambutan dari ketua panitia, Triwahyuni Ilahi. Lalu kata sambutan dari Penggagas pulang kampuang.com yaitu Selvin Andika. Selanjutnya kata sambutan dari Presiden Universitas Andalas, Reido Deskumar. Melalui acara Inspiration talk ini juga diperkenalkan seni tradisional asli Minang Kabau yaitu randai yang ditampilkan oleh para penggiat seni randai dari Sungkai Tujuan penampilan randai ini yaitu agar masyarakat Minang Kabau bangga dan tetap mempertahankan dan melestarikan budaya asli minang. Setelah selesai penampilan randai lalu diakhiri dengan pembacaan do’a oleh salah seorang panitia. Kemudian masuklah ke acara intinya yaitu penyampaian materi  oleh ketiga pemateri satu persatu.
Adapun pemateri yang pertama yaitu Ghea Mirella yang telah berhasil menerbitkan novel perdananya yang berjudul “ Lima Puluh Ribu menaklukkan Jakarta”. Novel tersebut berisi pengalamannya sendiri yang penuh lika liku saat pergi merantau ke Jakarta pada tahun 2013. Beliau juga dikenal sebagai pendiri Shedia company yang bergerak dalam pengolahan keripik talas. Dalam kesempatan ini beliau menjelaskan tentang penulis sekaligus pengusaha kreatif. Ada beberapa tips yang beliau sampaikan, antara lain yaitu memintalah do’a dari orang tua karena do’a mereka adalah yang utama. Beranilah bermimpi dan kurangi rasa gengsi dalam meraih impian. Ghea Mirella berusaha mengubah mindset masyarakat tentang merantau. Beliau menjelaskan bahwa modal berupa uang bukanlah hal utama ketika memutuskan untuk pergi merantau. Tapi perluaslah relasi dan berserah dirilah pada Yang Diatas. Seusai menjelaskan materi tersebut maka banyak peserta yang antusias untuk bertanya. Bagi penanya terbaik akan mendapatkan doorprise dari panitia.
Pemateri yang kedua yaitu Nurhayati Subakat sebagai pendiri kosmetik wardah yang sudah dikenal luas di kalangan masyarakat. Beliau adalah seorang alumni farmasi ITB. Setelah melewati berbagai lika liku untuk mencari pekerjaan, akhirnya beliau dipertemukan dengan sebuah industri kosmetik dan berhasil menjadi karyawan disana. Melalui usaha inilah, beliau mendapatkan ide untuk mendirikan industri kosmetik sendiri yang dinamakan PT. Paragon Technology Innovation yang lebih dikenal dengan kosmetik wardah dengan komposisi kosmetik yang halal dan alami. Berkat perjuangan dan kerja keras beliau dan timnya akhirnya Wardah sudah termasuk perusahaan multinasional dengan mendapatkan berbagai penghargaan dan telah mempekerjakan 5000 karyawan. Adapun prinsip hidup yang beliau anut salah satunya dikenal dengan istilah DUIT (Do’a, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal).
Pemateri yang ketiga yaitu Nanda Satria sebagai pemilik Malala Tour. Tujuan mendirikan Malala Tour ini salah satunya yaitu untuk memperkenalkan objek wisata yang ada di Sumatera Barat ke Tingkat Nasional maupun internasional. Dengan ide kreatif dan kekinian yang disuguhkan di Malala Tour ini maka diharapkan para pengunjung objek wisata merasa puas dan betah menikmati objek wisata di Sumatera Barat ini. Dalam mendirikan usaha ini, beliau juga menekankan pentingnya pelayanan dan relasi yang luas agar suatu usaha terus berkembang.
Di sela-sela penyampaian materi oleh ketiga pemateri ini, tim pulang kampuang.com juga menjelaskan bentuk kegiatan yang dilakukan. Kegiatan tersebut antara lain Kado sepeda, usaha pengumpulan dana untuk daerah Sungkai yang belum mendapatkan penerangan hingga saat ini, dan kegiatan sosial lainnya. Tim pulang kampuang.com juga mengajak kepada masyarakat pada
umumnya untuk ikut berkontribusi demi kemajuan masyarakat Minang itu sendiri. Acara diakhiri dengan pemberian doorprise kepada para peserta yang beruntung.

Luka Membawa Hikmah

Assalamu'alaikum. Sekian lama aku tidak menorehkan tulisan ataupun curhatan di blog ini lagi yaa. Hmhm. Alhamdulillah sekarang aku sudah mendapatkan gelar sarjana di Jurusan Farmasi Universitas Andalas. Begitu banyak cerita suka duka, tangis air mata yang aku rasakan sehingga aku bisa mendapatkan gelar ini. Memang termasuk lama bagiku yaitu lima tahun agar aku bisa lulus karena kesalahanku sendiri yang membuatku harus mengulang mata kuliah lagi. Lumayan sedih rasanya melihat teman-temanku yang satu persatu telah tamat dan melanjutkan kuliah profesinya. Namun diriku masih saja terkatung-katung di tahun akhir perkuliahan. Namun alhamdulillah sekarang aku pun bisa tamat S-1dari perguruan tinggi ini:)

Dalam proses perjuangan meraih gelar ini, banyak hal yang aku lakukan untuk melupakan sejenak kegalauanku. Salah satunya yaitu aku belajar mencari penghasilan sendiri dengan memanfaatkan media sosial. Aku tak sengaja memperoleh lowongan pekerjaan ini ketika aku keasyikan internetan. Aku mengenal istilah dropship reseller. Di dalam sistem penjualan ini, aku tak perlu menyediakan produk ataupun menyiapkan modal yang besar. Modalku cukup adanya handphone yang terkoneksi dengan internet dan adanya rekening ATM sebagai transaksi jual beli. Nanti aku bekerja sama dengan para penjual untuk mempromosikan jualan mereka dan aku memperoleh diskon untuk setiap transaksi yang terjadi. Ternyata hampir semua produk bisa dijual dengan sistem seperti itu. Aku bersyukur mendapat informasi ini karena dapat menambah penghasilanku sehingga mengurangi ketergantungan pada orang tuaku. Terkadang aku berpikir kenapa tidak dari dulu di awal-awal kuliah aku mendapatkan info yang penting ini? Tapi aku yakin semuanya pasti ada hikmahnya. Di balik keterlambatan diriku untuk menamatkan perkuliahan, ternyata aku dipertemukan dengan peluang pekerjaaan ini yang dapat aku lakukan dimana saja selagi ada sinyal internet. Saat ini jualanku yang paling laku yaitu buku-buku perkuliahan terutama buku di bidang kesehatan. Pembeliku berasal dari berbagai kota di Indonesia, seperti Makasar, Bali, Kalimantan, Malang dan kota-kota lainnya. Aku akan berusaha meningkatkan pelayanan dan jumlah transaksi perharinya.

Sebelum aku lulus sarjana kemaren, aku juga diberi kesempatan untuk belajar pembuatan website dengan seoreang alumni di organisasiku yaitu Pak Zulkarni yang juga seniorku di Farmasi Unand. Aku sangat berhutang budi padanya. Berkat beliaulah aku sekarang sudah mempunyai website sendiri yang dinamakan www.tokobukumolami.com. Pada saat aku mengurus skripsi kemaren, website ini sempat terbengkalai. Namun mulai dari sekarang, aku akan mempelajari lagi cara pengelolaannya dan mempraktekkan ke websiteku. Mohon do'anya ya agar aku dipermudah dalam belajar. Semoga Pak Zulkarni dan keluarganya selalu diberikan kesehatan dan kemudahan riski dari Allah. Aamiin.

Minggu, 27 September 2015

Warna-Warni Duniaku

Assalamu'alaikum.  Apa kabar teman semuaa. Sudah lama  ya aku tidak pernah menulis di blog ini. Awalnya sih berharap bisa rutin dalam menuliskan setiap pengalaman suka duka disini. Namun keadaan terkadang tidak bisa diduga. Baiklah aku akan bercerita lagi tentang pengalamanku menjadi mahasiswa tahun akhir yang baru saja menyelesaikan penelitian dan sedang berjuang dalam menulis skripsinya. Mohon do'anya ya:)

Oh ya aktivitasku sebagai mahasiswa tahun akhir ini, tentu tidak begitu banyak lagi perkuliahannya. Sebagian besar waktu luang ini aku gunakan untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler.Adapun bentuk kegiatannya seperti kepanitiaan, menjadi instruktur suatu pelatihan, bertemu dengan orang-orang yang menginspirasi dan berprestasi.

Pada akhir agustus 2015 kemaren, aku menjadi panitia pada acara konferensi internasional yang diadakan oleh Acikita (Aku Cinta Indonesia Kita) di gedung Seminar I Universitas Andalas. Acikita adalah sebuah organisasi sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan dan penelitian dan menfasilitasi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Negara Sakura, Jepang. Di dalam konferensi tersebut diundang para pemateri dan peneliti dari nusantara dan juga mancanegara untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Acikita juga berhasil mengundang para profesor dari Malaysia dan juga Jepang. Seperti Profesor Matsuo dan Naota dari Universitas Tokyo. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memberikan apresiasi bagi para peneliti yang telah berusaha menemukan terobosan baru untuk kemajuan bangsa. Di akhir acara juga dibuka stan profesor dengan tujuan agar mahasiswa dapat berkonsultasi kepada sang profesor terkait cara melanjutkan studi ke Jepang.Di dalam kepanitiaan ini, banyak pengalaman dan ilmu baru yang aku dapatkan. Selain itu aku juga bertemu dengan teman-teman baru yang menginspirasi.

Selanjutnya pada pertengahan September 2015, aku menjadi tim instruktur untuk acara pelatihan LK1 HMI Komisariat Mipa Unand. LK1 ini diadakan di BLKI, Bandar Buat Padang dengan jumlah pesertanya 30 orang. Selain jadi instruktur, aku juga merangkap dalam kepanitiaan karena acara ini diadakan oleh komisariatku sendiri. Dukungan penuh baik moril maupun materiil kami peroleh dari para alumni yang begitu kental rasa kekeluargaannya terhadap komisariat MIPA UNAND. Adapun pemateri yang dihadirkan juga merupakan orang-orang pilihan yang telah ahli dengan materi yang diberikannya sehingga para peserta LK begitu antusias dalam menerima materi. Mungkin dalam realitanya banyak orang-orang yang beranggapan negatif dengan organisasi HMI ini tapi jika mereka tahu bagaimanakah organisasi HMI ini yang sebenarnya maka anggapan itu akan pupus. HMI atau kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam adalah sebuah organisasi yang independen dan mewadahi seluruh mahasiswa islam dalam mengeluarkan aspirasi dan pendapatnya, mengembangkan jiwa kepemimpinan, dan mengasah kepedulian sosial dalam bentuk insan yang kritis akan keadaan sosial. Dengan berbagai macam latar belakang mahasiswa yang bersangkutan menyebabkan begitu banyaknya dinamika yang ditemukan di organisasi dan membuat para anggotanya menjadi lebih dewasa pemikirannya. Selain itu juga sebagai wadah untuk belajar realita yang sebenarnya sebelum tamat kuliah dan terjun ke dunia nyata. Perbedaan bukanlah menjadi ajang untuk bertengkar tapi perbedaan itulah yang akan melengkapi kita satu sama lain.