Minggu, 09 Desember 2012

Kepolosanmu menyadarkanku



           Hari ini hari pertama ujian di semester 3. Kimia Farmasi Kualitatif, itulah ujian pertamaku dengan 2 lembar jawaban.

          Sebenarnya aku punya waktu dua hari, sabtu dan minggu untuk lebih menguasai materinya. Sayangnya, aku tak begitu mengoptimalkannya karna ada kegiatan akstrakurikuler yang tak mungkin kutinggalkan. Alhasil, aku kesulitan menemukan jawaban ujiannya walau separoh dari soal yang diuji merupakan pengulangan ujian tahun sebelumnya.

Kemaren, acaraku  selesai jam 16:30. Sesampai dirumah tak kusiakan lagi waktuku untuk mulai mempersiapkan diri menghadapi ujian. Sayangnya, aku begitu keletihan sehingga aku tak bisa focus belajar. Lalu, aku pun memilih tidur.  Eh tau taunya aku bangun pukul 06 pagi padahal banyak materi yang belum ku kuasai. Oleh karna itu,aku coba manfaatkan waktu yang ada, sebelum jam 10 untuk memahami materinya.
           Aku tak mau berlama lama di kost.  Jadi kuputuskan untuk segera ke campus sebelum jam 10 dengan harapan nantinya aku bisa diskusi dengan teman teman lainnya. Sayangnya di campus aku mulai panik dan memilih untuk belajar sendiri.

        Tak lama kemudian, dosen pengawas pun datang padahal aku belum siap untuk menghadapi ujian ini. Kucoba untuk tenang. Ujian pertama bisa kujalani dengan tenang. Namun tidak untuk ujian ke dua. OMG… Aku benar benar tak menguasai bahannya. Pikiranku blang ,tak tau apa yang mesti ku isi. Semua materi yang kupelajari tadi menguap seketika. Padahal soal yang dikasih dosen hanya sedikit bedanya dengan soal tahun lalu. Tapi apa boleh buat, aku tidak ingat lagi dengan semua jawaban yang telah ku baca tadi. Ujian kali ini merupakan ujian yang paling sulit  yang pernah ku hadapi.

Saat waktunya habis, mau tak mau kutetap mengumpulkan lembar jawabannya padahal masih banyak jawaban yang kosong. Aku pasrah apa pun hasilnya yang penting aku masih bisa mempertahankan kejujuran saat ujian hingga saat ini. Namun pikiranku benar benar kalut apalagi saat ku lihat wajah teman teman yang happy setelah ujian selesai. Kucoba untuk  happy pula namun wajahku tak bisa berpura pura  kalau aku lagi bete dengan ujian kali ini. Akhirnya aku memilih segera pulang untuk menenangkan diri.

       Sepanjang perjalanan kucoba untuk menerima kenyataan ini dan mencoba berpikir positif. Mungkin ini ada hikmahnya. Di perjalanan pula kulihat anak SD yang pulang sekolah. Aku lihat wajah mereka yang polos dan tak pernah mempermasalahkan apapun. Mereka menjalani hidup ini apa adanya dan begitu menikmatinya. Entah kenapa pikiranku mulai merasa tenang kembali. Dalam hati kubertekad untuk terus berjuang dengan kuliahku ini walau penuh dengan suka dukanya supaya aku bisa memberikan kontribusi positif pada bangsaku ini. Aku pun harus seperti adek kecil itu. Aku mesti menikmati proses belajar ini walau penuh dengan onak dan duri.