Minggu, 06 Januari 2013

Almamater kebanggaanku


Rasanya baru kemaren
Aku bertemu dengan dia , dia dan dia
Di pertemukan karna satu almamater
Demi harapan yang sama

Gelas yang masih kosong
Perlahan lahan mulai terisi
Pola pikir yang beda dan individualis
Bertemu di dalam suatu ruang
Selama sekian tahun
Telah melahirkan pribadi unggul
Dengan keunikannya tersendiri
Dan saling melengkapi

Wajah yang dulunya polos dan gampang menyerah
Sekarang telah bermetamorfosis
Menjadi Pribadi berwibawa dan optimis tinggi
Walau dulu gagal namun pengulangan
telah mengantarkannya pada impiannya

Sang ilmuwan  , politikus ,seniman dan seabrek bakat lainnya
Telah lahir disana
Berkat para guru luar biasa yang tak kenal lelah berbagi ilmu
Dalam proses yang panjang dan berliku
Lihatlah kami anak didikmu
Telah berada di segala penjuru demi meraih impian
Dan itu tak terlepas dari bekal yang kau berikan
Duhai para guruku
Terima kasih dan do’a ku haturkan padamu
Pahlawan tanpa tanda jasa 
                                                                                                       Karya : Indah Permata Sari

Sabtu, 05 Januari 2013

How about Love


 
          Kata-kata cinta sudah sering didengar. Namun, bagiku kenapa sulit untuk pahami rasa ini...? Suatu rasa yang  menimbulkan berjuta warna. Terkadang warnanya membuat hidup ini bermakna dan ceria namun tak jarang pula warnanya begitu gelap dan menimbulkan luka yang susah dicari penawarnya .
Pernah rasa itu hadir di hidupku . Bersemayam di hatiku dan membuat rasa senang saat berada disampingnya. Namun, aku merasa tak berkutik saat rasa itu diam diam mencuri segenap perhatianku. Setiap saat bayangannya selalu hadir  dan saat bertemu atau bertatapan langsung dengannya, mukaku bersemu merah dan bibirku kelu tak mampu berkata apapun. Jadi, aku lebih baik menghindar darinya agar dia tak tahu apa yang telah terjadi padaku.
       
         Aku tak tahu apakah pilihan yang kuambil benar atau salah. Yang kutahu aku harus menjauhinya agar pikiranku kembali netral. Tapi, aku lihat dia pun semakin menjauh saat kuambil pilihan itu. Bukankah itu yang ku mau...? Entahlah… Aku bingung apa yang kuharapkan darinya. Yang aku tahu, aku senang saat dia memperhatikanku . Senyuman dan tatapan matanya selalu kurindukan. Sekarang, aku jarang melihat senyuman spesialnya untukku.

      Aku tahu aku memang salah padanya. Sekarang, saat dia menatapku maka aku memperlihatkan wajah tanpa ekspresi dan terkesan cuek. Akupun hanya mengucapkan 1 atau 2 kata padanya. Pasti dia pun bosan melihat diriku seperti itu. Tapi, apalah daya. Aku memang kurang pandai dalam hal ini. Kalau pelajaran mungkin bisa kupelajari. Namun untuk hal ini, pengalaman nyatalah yang bisa membuatku dewasa menyikapi rasa ini. Dan aku berharap bisa menemukan  seseorang yang bisa mengajarkanku untuk berani mencintai dan dicintai serta mau menerimaku apa adanya.




                      http://iswadi.blogdetik.com/wp-content/blogs.dir/1996/files/walah/showletter3.jpg