Rabu, 07 September 2016

Anekdot Istirahat

Suatu benda atau alat itu butuh istirahat supaya kinerjanya optimal. Namun pada saat ia dipaksa untuk terus bekerja dan bekerja tanpa istirahat maka alat itu akan mudah rusak. Ia perlu beristirahat untuk kembali mengoptimalkan dirinya, asalkan tidak istirahat terus-terusan. Karena kalau ia diistirahatkan terus menerus maka juga akan cepat usang dan berkarat. Jadi adakalanya ia digunakan dan adakalanya ia butuh berhenti bekerja untuk menjaga keawetannya. Sudah berulangkali seorang anak manusia mendapatkan peringatan dari alat itu yang tak bisa bicara, namun ia tidak mengerti kata isyarat. Akibatnya alat itu pasrah saja ketika terus menerus dipaksa untuk bekerja. Hingga pada saat titik tertentu, ia sudah menyerah dan tak mau mengambil perannya dalam membantu kerja si tuannya tadi. Pada saat itulah tuannya terkejut dan mulai menyadari kesalahan dan kelaliannya selama ini yang tidak bisa merawat baik-baik alat tersebut. Akhirnya ia pun memanggil sang dokter untuk memulihkannya lagi dan mengeluarkan uang beberapa lembar. Andai saja tuannya menyadari dari awal isyarat tersebut, maka hal itu tidak akan terjadi. Namun yang berlalu biarlah berlalu. Untuk kedepannya si tuannya harus memastikan alat tersebut selalu dalam keadaan sehat walafiat. (Dia berjanji dalam hati).

Selasa, 06 September 2016

Challenge in The Future

        Perjalanan waktu berputar begitu cepat tanpa disadari. Seorang bayi yang awalnya hanya bisa menangis ketika merasakan lapar ataupun haus, sekarang sudah berubah menjadi seorang gadis yang harus memutar otak untuk memenuhi keperluannya sehari-hari. Berat rasanya bagi dirinya jika harus selalu meminta uang pada orang tuanya karena usianya makin dewasa. Namun terkadang apalah daya, dia tidak punya pilihan lain selain meminta bantuan orang tuanya untuk kebutuhannya yang semakin membludak. 

            Dia sudah berusaha untuk merintis berbagai usaha, namun saat ini begitu banyak lika liku sehingga belumlah seimbang antara usahanya dan penghasilan yang ia dapatkan. Namun dia pernah mendapat pencerahan bahwasanya untuk meraih kesuksesan itu tidaklah instan. Dia harus meniti karir dari yang paling bawah untuk bisa sampai ke puncak. Tidak mungkin ia bisa langsung di puncak tangga kesuksesan tanpa melewati tangga paling bawah yang penuh lika liku. Sekarang ia sudah berusia 23 tahun dan ia sudah menamatkan kuliah sarjananya dan sedang melanjutkan kuliah profesinya.

              Semakin bertambah usia maka semakin banyak beban dan tanggung jawab yang harus dipikul. Dahulu sewaktu SMA, hanya satu hal yang ia pikirkan yaitu belajar. Namun makin lama ia makin sadar bahwa banyak hal yang harus ia lakukan dan ia pelajari untuk bisa menghadapi tantangan kehidupan kedepannya dan melatih kemandirian. Tidak mungkin ia selalu berada di bawah ketiak orang tuanya  atau orang-orang terdekatnya. Ia harus mampu berjuang sendiri dalam menata masa depannya. Ia melakukan dan mempelajari berbagai hal untuk melengkapi kekurangan. Hal itu membuatnya tidak bisa hanya fokus kuliah saja karena masih banyak hal yang ia pikirkan. Terkadang rasa tak berdaya itu datang namun ada mereka yang selalu menguatkan dan membuat langkah itu kembali mantap. Walau ia jarang menunjukkan rasa pedulinya pada orang-orang terdekat tapi jauh di lubuk hatinya, ia rindu kebersamaan yang hangat dan mereka begitu berarti baginya.