Kamis, 22 November 2012

Cahaya itu

           Bismillah…Dari mana ya aku akan memulai kisahku ini soalnya aku sudah lama tak pernah lagi menggoreskan kisahku yang penuh lika liku. Aku sempat vakum dari dunia tulis menulis ini karna suatu hal yang membuatku dipenuhi kebimbangan dan rasa gelisah yang teramat sangat. Dan sekarang aku akan coba tuk hasilkan karya lagi bersama secercah harapan dan semangat yang masih ada.

           Namaku Indah Permata Sari. Teman teman sering memanggilku Indah. Februari 2013 nanti usiaku akan memasuki 20 tahun. Suatu usia dimana menurutku seharusnya seorang anak remaja sudah mulai menemukan jati dirinya. Dan bagaimana denganku…???

           Hmhmhm…19 tahun yang lalu kudilahirkan ke bumi ini melalui rahim seorang ibu yang senantiasa berkorban demi kebahagiaan anaknya. Dan selama itu pula aku telah merasakan lika likunya kehidupan ini. Adakalanya hidup ini terasa begitu indah saat bersama dengan orang orang yang kita cintai serta saat bisa menikmati keindahan pemandangan yang diciptakan oleh Allah YME. Dan adakalanya pula hidup ini terasa begitu berat untuk dijalani saat masalah demi masalah tak henti hentinya kita alami. Masalah baru muncul sedangkan masalah yang lama tak kunjung ditemukan solusinya. Yaa,begitulah adanya hidup ini…Kubelajar banyak hal dari setiap episode perjalanan hidup ini yang senantiasa berubah setiap saat.

           Dalam proses pencarian yang panjang ini, terkadang kuterjatuh dan terjatuh lagi. Aku dihadapkan dengan banyak pilihan. Dan teramat sering aku salah dalam memprioritaskan apa yang mesti ku lakukan terlebih dahulu. Akibatnya hal hal yang penting yang mestinya ku lakukan namun tanpa kusadari aku telah menyia nyiakannya. Dan saat ku menyadarinya, ternyata aku telah terperosok begitu dalam ke dalam suatu kubangan yang penuh dengan lumpur lumpur kegelapan.

            Sempat aku tak berkutik yang tak tau langkah apa yang mesti ku ambil.Aku terdiam di lorong kegelisahan. Aku menangis namun tangisan yang tak bersuara dan berharap secercah cahaya akan datang dan menuntun jalanku. Lama rasanya bagiku untuk menunggu datangnya cahaya itu. Dan selama itu pula aku di landa kebingungan saat harus memilih suatu jalan.
           Adakalanya kuikuti kebiasaan mereka yang sebenarnya hatiku tak menerimanya. Namun saat ku bisa berpikir jernih, aku tersadar bahwa jalan itu bukanlah jalan yang ku inginkan. Aku hanya mengikuti kemana arus mengalir membawaku. Begitulah gambaran umumnya lukisan perasaan yang berkecamuk di dadaku saat itu. Kegalauan yang terus menerus membuat rasa semangat itu hilang sehingga kehidupanku semakin tak bermakna. Aku tetap beraktivitas seperti biasa namun di dalam hatiku ini terasa hampa. Dalam beberapa waktu aku terus merasakan hal itu.

           Selang waktu berlalu, aku sempat mengingat sebuah buku yang pernah ku baca. Isinya begini ”Jangan tunggu termotivasi dulu baru bergerak namun bergeraklah maka kamu akan termotivasi.” Kucoba untuk menerapkan kata mutiara itu. Aku pun mulai focus kembali dengan apa apa yang dulu menjadi target hidup yang kuimpikan. Aku mulai bergerak lagi menuju impianku walaupun kehampaan masih saja menyelimutiku. Namun aku yakin Allah tak kan membiarkan hamba Nya berlama lama larut dalam kesedihan. Sebagai makhluknya, aku sadar bahwa aku harus melakukan usaha untuk bisa lebih dekat dengan Nya serta bisa mengenal siapa aku sebenarnya.
           Aku ingat dengan firman Allah yang berbunyi: ‘Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mau mengubah nasib yang ada padaNya.” Hal itu membuatku semakin termotivasi untuk terus bergerak dan bergerak ke arah yang yang lebih baik. Ditambah lagi dengan dukungan dari sahabatku yang tak  henti hentinya memberikan nasehat yang dapat menyejukkan rohaniku ini. Semoga Allah membalas kebaikannya. Aamiin....