Guyuran hujan menemani perjalanan kami
menuju lokasi diksar(Pendidikan Dasar) Calon Relawan RZ cabang Padang- Pekan
Baru di Batang Anai, Kenagarian Kasang, Sumbar. Diksar yang diadakan pada tanggal 25-28
desember ini adalah agenda rutin setiap
tahun yang dilakukan oleh Rumah zakat dalam rangka melakukan pembinaan secara
fisik, mental, dan pemahaman agama kepada calon relawan. Adapun ketua
panitianya yaitu Sobirin. Total keseluruhan dari peserta yang ikut Diksar yaitu
29 orang.
Setelah melakukan persiapan dan
upacara pembukaan, kami pun berangkat menuju lokasi yang awalnya naik bus dan
dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih 7 km.Sesampai di lokasi, kami
disambut oleh cuaca dingin yang membuat kami gemetaran lalu panitia meminta
kami untuk berolahraga agar terjadi peristiwa pembakaran di dalam tubuh dan
dapat mengurangi kedinginan. Jika saat dingin dan kita tetap memilih untuk diam
ataupun tidur maka rasa dingin itu akan semakin terasa dan bisa berakibat
fatal.
Lokasi Diksar ini berada di sebuah lapangan
luas di dataran tinggi Kenagarian Kasang dan dikelilingi oleh perbukitan yang
dipenuhi oleh semak-semak belukar serta pepohonan yang rimbun. Disana hanya
bisa ditemukan beberapa rumah yang lokasinya berjauhan. Di kanan dan kirinya
juga terdapat sungai kecil dengan air yang jernih dan masih jauh dari pengaruh
pencemaran.
Seusai berolahraga, panitia
menyampaikan berbagai aturan yang harus dilaksanakan selama diksar. Aturan
tersebut tujuannya yaitu agar kami bisa mandiri,tumbuh sikap disiplin, cepat
bertindak, menghargai waktu, dan melatih kekompakan serta kebersamaan dengan
keterbatasan yang ada. Setelah itu, kami diminta untuk istirahat di tenda
masing-masing.
Sang mentari mulai berangsur-angsur
menampakkan sinarnya. Rasa dingin pun mulai berubah menjadi hangat yang membuat
kami kembali semangat. Setelah olahraga dan sarapan pagi, materi pertama yaitu
tentang cara pemasangan tenda pleton pun
dimulai. Tenda pleton yaitu tenda berukuran besar yang biasanya
diperuntukkan bagi para korban bencana alam. Tenda ini bisa digunakan sebagai
tempat mengungsi, tempat merawat korban yang terluka dan juga sebagai dapur
umum. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mendirikan tenda ini,
seperti berapa ukuran panjang dan lebarnya tenda, berapa banyak tali temali yang digunakan, dan
juga bagaimana teknik yang baik dalam pemasangan atau pelipatan tenda tersebut.
Adapun materi lain yang kami peroleh
yaitu tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat ( PPGD). Tujuan PPGD ini yaitu melakukan pertolongan
pertama sebelum tim medis datang agar dapat menyelamatkan korban dari kondisi
kritis. Pengetahuan tentang PPGD ini perlu dimiliki oleh semua orang agar dapat
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan saat musibah terjadi. Hal pertama yang perlu diperhatikan saat
menemukan seseorang yang tidak sadarkan diri yaitu memastikan bahwa jalan
udara, sistem pernafasannya, dan sistem sirkulasi darahnya dalam keadaan baik.
Masing-masing kecelakaan ataupun luka tersebut mempunyai cara penanganannya
tersendiri dan membutuhkan keahlian dan pelatihan agar bisa melakukannya.
Selain kedua materi tersebut, masih
ada beberapa materi yang kami peroleh seperti tentang dapur umum, cara bertahan
hidup saat tersesat di hutan, tentang radiokomunikasi, dan juga tentang
pekerjaan tim BASARNAS dalam mengevakuasi para korban bencana alam.
Hal yang perlu diperhatikan saat
tersesat di hutan yaitu tentang bagaimana cara membuat api secara alami, cara
mendapatkan makanan dan minuman yang baik, cara memilih tempat berlindung, dan
masih banyak lagi. Saat memilih makanan maka perhatikan makanan apa saja yang
sering dimakan oleh binatang hutan, hindari memakan tumbuhan yang berwarna
mencolok, begitu pula hindari tumbuhan yang dapat memberikan warna ungu pada
pisau karena berisiko mengandung racun. Saat memilih minuman maka carilah mata
air atau sungai yang ada di sekitar hutan. Jika tidak ditemukan maka air yang
berasal dari pengembunan pada pucuk tumbuh-tumbuhan juga bisa diminum dan masih
banyak lagi cara untuk bertahan hidup di hutan. Dan saat menentukan tempat
untuk mendirikan tenda maka perhatikan lokasi yang tidak dilewati oleh binatang
buas, lokasi yang datar dan lain-lain. Sebelum semuanya diputuskan maka langkah
pertama yang dilakukan yaitu berhenti dahulu, mengamati, dan membuat
perencanaan. Berdasarkan suatu penelitian menyebutkan bahwa tidak minum 3 hari
itu bahaya, tidak makan 3 minggu bahaya, dan tidak bernafas 3 menit juga bahaya.
Oleh karena itu dimanapun kita berada maka 3 hal tersebut perlu kita
perhatikan.
Selain materi, juga diadakan berbagai
simulasi seperti mendirikan tenda pleton, menyediakan makanan untuk para korban
di dapur umum, cara mengevakuasi korban, cara memberikan pertolongan pertama,
dan cara menggunakan radiokomunikasi yang kesemuanya sangat dibutuhkan saat
terjun ke lapangan nantinya. Dan hal yang lebih penting yaitu kemampuan untuk
bekerja sama dalam sebuah tim dan kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan.
Untuk mengatasi rasa bosan, berbagai
permainan pun diadakan. Selain itu juga dilakukan nyanyi dan senam bersama
sehingga rasa kebersamaan dan kekompakan itu semakin tumbuh. Disana juga lahir calon pemimpin yang bisa
mengarahkan teman-temannya dengan bijaksana. Ditambah lagi dengan para pelatih
yang dengan sabar mendidik kami agar lebih kuat baik fisik maupun mentalnya.
Pada hari terakhir diksar, kami dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu kelompok dapur umum, kelompok yang mendirikan tenda
pleton, dan kelompok pengevakuasi korban.Masing-masing kelompok memilih
ketuanya dan menggunakan radiokomunikasi yaitu Handy Talky untuk berkoordinasi
dengan kelompok lainnya. Sedangkan para pelatihnya berperansebagai korban. Dari
simulasi ini, kami mendapatkan gambaran tentang tugas seorang relawan saat ada
bencana yang datang.
Dari sekian banyak materi dan
pelatihan yang telah kami peroleh tersebut maka tidak akan ada artinya jika
tidak dibagikan ataupun dipraktekkan ke depannya. Dan pendidikan dasar sangat
berguna saat harus terjun ke lapangan, tempat para korban bencana alam dan hal
itu sangat dibutuhkan fisik, mental, dan pemahaman agama yang kuat.