Bismillah…Dari mana ya aku akan
memulai kisahku ini soalnya aku sudah lama tak pernah lagi menggoreskan kisahku
yang penuh lika liku. Aku sempat vakum dari dunia tulis menulis ini karna suatu
hal yang membuatku dipenuhi kebimbangan dan rasa gelisah yang teramat sangat. Dan
sekarang aku akan coba tuk hasilkan karya lagi bersama secercah harapan dan
semangat yang masih ada.
Namaku Indah Permata Sari. Teman teman sering
memanggilku Indah. Februari 2013 nanti usiaku akan memasuki 20 tahun. Suatu
usia dimana menurutku seharusnya seorang anak remaja sudah mulai menemukan jati
dirinya. Dan bagaimana denganku…???
Hmhmhm…19 tahun yang lalu kudilahirkan ke
bumi ini melalui rahim seorang ibu yang senantiasa berkorban demi kebahagiaan
anaknya. Dan selama itu pula aku telah merasakan lika likunya kehidupan ini. Adakalanya
hidup ini terasa begitu indah saat bersama dengan orang orang yang kita cintai
serta saat bisa menikmati keindahan pemandangan yang diciptakan oleh Allah YME.
Dan adakalanya pula hidup ini terasa begitu berat untuk dijalani saat masalah
demi masalah tak henti hentinya kita alami. Masalah baru muncul sedangkan
masalah yang lama tak kunjung ditemukan solusinya. Yaa,begitulah adanya hidup
ini…Kubelajar banyak hal dari setiap episode perjalanan hidup ini yang
senantiasa berubah setiap saat.
Dalam proses pencarian yang panjang
ini, terkadang kuterjatuh dan terjatuh lagi. Aku dihadapkan dengan banyak
pilihan. Dan teramat sering aku salah dalam memprioritaskan apa yang mesti ku
lakukan terlebih dahulu. Akibatnya hal hal yang penting yang mestinya ku
lakukan namun tanpa kusadari aku telah menyia nyiakannya. Dan saat ku
menyadarinya, ternyata aku telah terperosok begitu dalam ke dalam suatu
kubangan yang penuh dengan lumpur lumpur kegelapan.
Sempat aku tak berkutik yang tak tau langkah
apa yang mesti ku ambil.Aku terdiam di lorong kegelisahan. Aku menangis namun
tangisan yang tak bersuara dan berharap secercah cahaya akan datang dan
menuntun jalanku. Lama rasanya bagiku untuk menunggu datangnya cahaya itu. Dan
selama itu pula aku di landa kebingungan saat harus memilih suatu jalan.
Adakalanya
kuikuti kebiasaan mereka yang sebenarnya hatiku tak menerimanya. Namun saat ku
bisa berpikir jernih, aku tersadar bahwa jalan itu bukanlah jalan yang ku
inginkan. Aku hanya mengikuti kemana arus mengalir membawaku. Begitulah
gambaran umumnya lukisan perasaan yang berkecamuk di dadaku saat itu. Kegalauan
yang terus menerus membuat rasa semangat itu hilang sehingga kehidupanku
semakin tak bermakna. Aku tetap beraktivitas seperti biasa namun di dalam
hatiku ini terasa hampa. Dalam beberapa waktu aku terus merasakan hal itu.
Selang waktu berlalu, aku sempat mengingat
sebuah buku yang pernah ku baca. Isinya begini ”Jangan tunggu termotivasi dulu
baru bergerak namun bergeraklah maka kamu akan termotivasi.” Kucoba untuk menerapkan
kata mutiara itu. Aku pun mulai focus kembali dengan apa apa yang dulu menjadi
target hidup yang kuimpikan. Aku mulai bergerak lagi menuju impianku walaupun
kehampaan masih saja menyelimutiku. Namun aku yakin Allah tak kan membiarkan
hamba Nya berlama lama larut dalam kesedihan. Sebagai makhluknya, aku sadar bahwa
aku harus melakukan usaha untuk bisa lebih dekat dengan Nya serta bisa mengenal
siapa aku sebenarnya.
Aku ingat
dengan firman Allah yang berbunyi: ‘Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum
sebelum kaum itu mau mengubah nasib yang ada padaNya.” Hal itu membuatku
semakin termotivasi untuk terus bergerak dan bergerak ke arah yang yang lebih
baik. Ditambah lagi dengan dukungan dari sahabatku yang tak henti hentinya memberikan nasehat yang dapat
menyejukkan rohaniku ini. Semoga Allah membalas kebaikannya. Aamiin....