Saat ini, penelitian ataupun eksperimen yang dilakukan di berbagai
Laboratorium tidak terlepas dari pemakaian hewan percobaan. Untuk
penemuan suatu obat baru, alat- alat canggih ataupun berbagai produk
terbaru saat ini, jutaan bahkan milyaran hewan percobaan seperti mencit,
tikus, marmot, katak, anjing dan lainnya telah dikorbankan. Hal ini
sempat menimbulkan kontroversi antara membolehkan atau tidaknya
pemakaian hewan percobaan tersebut.
Yang melarang
penggunaannya antara lain pada kenyataan bahwasanya hewan percobaan
juga makhluk hidup yang mempunyai hak asasi dan kebebasan untuk
melanjutkan keturunannya ke generasi selanjutnya. Sedangkan alasan yang
membolehkan adalah karena melihat berbagai permasalahan yang timbul di
tengah kehidupan manusia saat ini.
Penyakit merajalela,
tuntutan zaman, dan yang tak kalah pentingnya yaitu rasa ingin tahu
dari manusia itu sendiri membuat mereka terus berpikir untuk menciptakan
inovasi baru dan tetap bersemangat dalam melakukan pengamatan dan
penelitian. Dan dalam penelitian itulah maka hewan percobaanlah yang
akan diuji terlebih dahulu sebelum diujikan pada manusia. Contohnya saja
pada penemuan obat baru sudah begitu banyak hewan yang diuji baik efek
obatnya ataupun efek toksiknya. Dan tak jarang hewan-hewan itu “syahid”
saat eksperiment tersebut. Sudah sepatutnya kita berterima kasih pada
hewan tersebut. Lalu, seperti apakah bentuk terima kasih yang bisa kita
berikan??
Andai kita bisa mengerti bahasa binatang,
apakah yang hendak dikatakannya kepada kita? Apakah mereka akan
melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut hak hidupnya yang telah
dirampas oleh manusia demi kepentingan manusia itu sendiri? Ataupun ia
akan tersenyum menjelang detik-detik kematiannya karena bisa memberikan
yang terbaik bagi makhluk di semesta alam ini? Sayangnya kita tak
pernah tahu bahasa binatang.
Jika kita melihat berbagai
teknologi terbaru saat ini baik dalam bidang kesehatan ataupun pada
bidang lainnya maka kita dapat melihat peran yang besar dari hewan
tersebut. Penyakit- penyakit yang dulu susah disembuhkan seperti kanker
sekarang sudah ditemukan obatnya. Dan tentu saja untuk obat kanker yang
berasal dari tumbuhan yang mempunyai toksisitas yang tinggi maka betapa
menderitanya hewan-hewan uji tersebut. Namun apalah daya, mereka tak
bisa memberontak sedikitpun. Lalu, apakah para penelitinya tidak
berperikemanusiaan? Kenyataannya juga tidaklah seperti itu. Mereka
sangat peduli atas berbagai permasalahan yang tampak di sekitar
lingkungannya.
Betapa banyaknya penyakit seperti penyakit
kanker yang telah merenggut banyak nyawa. Sehingga tergerak hatinya
untuk semakin gigih melakukan eksperimen demi mencari solusinya. Dan
lagi-lagi tak akan terlepas dari peran hewan percobaan. Jadi baik para
peneliti ataupun hewan percobaan itu sendiri saling bekerja sama dalam
memberikan sumbangsih yang positif bagi semesta. Sekarang tinggal
bagaimana prosedur pemakaian hewan uji tersebut yang seharusnya masih
berpedoman pada nilai-nilai kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar