Kamis, 05 Februari 2015

Syahidnya Hewan Percobaan

      Saat ini, penelitian ataupun eksperimen yang dilakukan di berbagai Laboratorium tidak terlepas dari pemakaian hewan percobaan. Untuk penemuan suatu obat baru, alat- alat canggih ataupun berbagai produk terbaru saat ini, jutaan bahkan milyaran hewan percobaan seperti mencit, tikus, marmot, katak, anjing dan lainnya telah dikorbankan. Hal ini sempat menimbulkan kontroversi antara membolehkan atau tidaknya pemakaian hewan percobaan tersebut.

           Yang melarang penggunaannya antara lain pada kenyataan bahwasanya hewan percobaan  juga makhluk hidup yang mempunyai hak asasi dan kebebasan untuk melanjutkan keturunannya ke generasi selanjutnya. Sedangkan alasan yang membolehkan adalah karena melihat berbagai permasalahan yang timbul di tengah kehidupan manusia saat ini.

           Penyakit merajalela, tuntutan zaman, dan yang tak kalah pentingnya yaitu rasa ingin tahu dari manusia itu sendiri membuat mereka terus berpikir untuk menciptakan inovasi baru dan tetap bersemangat dalam melakukan pengamatan dan penelitian. Dan dalam penelitian itulah maka hewan percobaanlah yang akan diuji terlebih dahulu sebelum diujikan pada manusia. Contohnya saja pada penemuan obat baru sudah begitu banyak hewan yang diuji baik efek obatnya ataupun efek toksiknya. Dan tak jarang hewan-hewan itu “syahid” saat eksperiment tersebut. Sudah sepatutnya kita berterima kasih pada hewan tersebut. Lalu, seperti apakah bentuk terima kasih yang bisa kita berikan??

           Andai kita bisa mengerti bahasa binatang, apakah yang hendak dikatakannya kepada kita?  Apakah mereka akan melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut hak hidupnya yang telah dirampas oleh manusia demi kepentingan manusia itu sendiri? Ataupun ia akan tersenyum menjelang detik-detik  kematiannya karena bisa memberikan yang terbaik bagi makhluk di semesta alam ini? Sayangnya kita tak pernah tahu bahasa binatang.

         Jika kita melihat berbagai teknologi terbaru saat ini baik dalam bidang kesehatan ataupun pada bidang lainnya maka kita dapat melihat peran yang besar dari hewan tersebut. Penyakit- penyakit yang dulu susah disembuhkan seperti kanker sekarang sudah ditemukan obatnya. Dan tentu saja untuk obat kanker yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai toksisitas yang tinggi maka betapa menderitanya hewan-hewan uji tersebut. Namun apalah daya, mereka tak bisa memberontak sedikitpun. Lalu, apakah para penelitinya tidak berperikemanusiaan? Kenyataannya juga tidaklah seperti itu. Mereka sangat peduli atas berbagai permasalahan yang tampak di sekitar lingkungannya.

         Betapa banyaknya penyakit seperti penyakit kanker yang telah merenggut banyak nyawa. Sehingga tergerak hatinya untuk semakin gigih melakukan eksperimen demi mencari solusinya. Dan lagi-lagi tak akan terlepas dari peran hewan percobaan.  Jadi baik para peneliti ataupun hewan percobaan itu sendiri saling bekerja sama dalam memberikan sumbangsih yang positif bagi semesta. Sekarang tinggal bagaimana prosedur pemakaian hewan uji tersebut yang seharusnya masih berpedoman pada nilai-nilai kemanusiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar