Pages

Sabtu, 01 Juni 2013

KEMBALI MERANGKAI MIMPI



 Langit tanpa bintang dan bulan. Yang ada hanyalah awan putih berkumpul di angkasa membentuk formasi yang menyerupai separuh dari sayap kupu kupu. Alunan suara jangkrik yang biasanya luput dari pendengaran dikarnakan hiruk pikuknya bunyi kendaraan sekarang terdengar begitu syahdu melantunkan tasbihnya pada Sang Pencipta. Jauh disana tampak kilauan cahaya dari tower yang ada di dekat mesjid. Pohon nyiur di pojok mesjid pun seolah-olah bagaikan rambut seorang wanita yang dibiarkan tergerai dikarenakan remang-remang cahaya malam. Malam ini, suasana kota sepi membisu. Hanya sesekali terdengar bunyi kendaraan yang berlalu lalang. 

Di serambi atas rumah bercat kuning, aku duduk sambil menselonjorkan kakiku ke atas bangku panjang yang telah tersusun rapi. Melalui serambi ini, kuhirup udara malam yang berhembus merdu. Aku berharap pada angin agar dapat menyampaikan salamku pada orang yang ada disana dan ikut serta mendo’akanku untuk semua impian yang telah kucoba untuk mengabadikannya di atas kertas putih, setelah sekian lama aku lupa akan impianku. 

Di dalam rumah bercat kuning ini sesekali terdengar deraian tawa dari para penghuninya yang terbawa suasana gembira saat menyaksikan tayangan Opera Van Java. Namun, aku lebih memilih untuk menghirup udara segar daripada menonton TV yang telah sekian lama menyita waktuku dan juga anak Adam lainnya. Aku ingin kembali merangkai impian yang pernah kudambakan dahulu.  Namun, aku telah mengabaikannya dikarenakan banyaknya tugas perkuliahan yang harus kuselesaikan. Dan, sangat berbeda dengan saat ini, suasana liburan membuatku punya banyak waktu untuk kembali mengasah pedang.

Pikiranku pun kembali menayangkan slide demi slide bayangan tentang berbagai pengalaman yang pernah kulalui hingga saat ini. Banyak hal telah terjadi yang tanpa kusadari telah membentuk pola pikirku sekarang. Aku yang dahulu bukanlah yang sekarang. Dahulu, aku hanya focus pada satu hal yaitu untuk belajar. Seiring bertambahnya usia menuju kedewasaan, masalah tak pernah luput dari kehidupan yang menuntutku untuk berpikir mencarikan solusinya. Sekarang aku baru sadar kenapa orang dewasa itu begitu susah untuk focus. Dan, ini sangat berdampak saat orang yang telah dewasa baru mulai melanjutkan untuk menuntut ilmu di usia yang sudah terlambat sehingga mereka begitu kesulitan untuk fokus pada kuliahnya karena banyaknya hal yang harus ia pikirkan. Dan, aku disini dengan usia yang baru beranjak ke kepala dua merasakan betapa perlunya kreativitas sebagai solusi atas berbagai permasalahan yang timbul. Terkadang cara yang lama tak mampu lagi menyelesaikan berbagai problema yang timbul di abad modernisasi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar