Langit
tanpa bintang dan bulan. Yang ada hanyalah awan putih berkumpul di angkasa
membentuk formasi yang menyerupai separuh dari sayap kupu kupu. Alunan suara
jangkrik yang biasanya luput dari pendengaran dikarnakan hiruk pikuknya bunyi
kendaraan sekarang terdengar begitu syahdu melantunkan tasbihnya pada Sang
Pencipta. Jauh disana tampak kilauan cahaya dari tower yang ada di dekat
mesjid. Pohon nyiur di pojok mesjid pun seolah-olah bagaikan rambut seorang
wanita yang dibiarkan tergerai dikarenakan remang-remang cahaya malam. Malam
ini, suasana kota sepi membisu. Hanya sesekali terdengar bunyi kendaraan yang
berlalu lalang.
Di
serambi atas rumah bercat kuning, aku duduk sambil menselonjorkan kakiku ke
atas bangku panjang yang telah tersusun rapi. Melalui serambi ini, kuhirup
udara malam yang berhembus merdu. Aku berharap pada angin agar dapat
menyampaikan salamku pada orang yang ada disana dan ikut serta mendo’akanku
untuk semua impian yang telah kucoba untuk mengabadikannya di atas kertas
putih, setelah sekian lama aku lupa akan impianku.
Di
dalam rumah bercat kuning ini sesekali terdengar deraian tawa dari para
penghuninya yang terbawa suasana gembira saat menyaksikan tayangan Opera Van Java. Namun, aku lebih memilih
untuk menghirup udara segar daripada menonton TV yang telah sekian lama menyita
waktuku dan juga anak Adam lainnya. Aku ingin kembali merangkai impian yang
pernah kudambakan dahulu. Namun, aku
telah mengabaikannya dikarenakan banyaknya tugas perkuliahan yang harus
kuselesaikan. Dan, sangat berbeda dengan saat ini, suasana liburan membuatku
punya banyak waktu untuk kembali mengasah pedang.
Pikiranku
pun kembali menayangkan slide demi slide bayangan tentang berbagai pengalaman yang
pernah kulalui hingga saat ini. Banyak hal telah terjadi yang tanpa kusadari
telah membentuk pola pikirku sekarang. Aku yang dahulu bukanlah yang sekarang.
Dahulu, aku hanya focus pada satu hal yaitu untuk belajar. Seiring bertambahnya
usia menuju kedewasaan, masalah tak pernah luput dari kehidupan yang menuntutku
untuk berpikir mencarikan solusinya. Sekarang aku baru sadar kenapa orang
dewasa itu begitu susah untuk focus. Dan, ini sangat berdampak saat orang yang
telah dewasa baru mulai melanjutkan untuk menuntut ilmu di usia yang sudah terlambat
sehingga mereka begitu kesulitan untuk fokus pada kuliahnya karena banyaknya
hal yang harus ia pikirkan. Dan, aku disini dengan usia yang baru beranjak ke
kepala dua merasakan betapa perlunya kreativitas sebagai solusi atas berbagai
permasalahan yang timbul. Terkadang cara yang lama tak mampu lagi menyelesaikan
berbagai problema yang timbul di abad modernisasi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar